Saturday 5 December 2015

Hasil Survei Popularitas Kanmusu (Per Fall 2015) - Kategori "Submarine"

Pertama-tama, ucapan terima kasih layak blogger ucapkan kepada para partisipan survei popularitas kanmusu yang diadakan sejak awal bulan November 2015 sampai dengan pertengahan bulan yang sama pula. Berkat keikutsertaan kalian semua, survei kali ini mendapatkan suara yang cukup banyak dibandingkan dengan survei yang sama pada tahun lalu.

Survei ini pada dasarnya membagi semua kanmusu ke dalam 8 kategori besar: Destroyer, Light Cruiser (termasuk Training Cruiser dan Torpedo Cruiser), Heavy Cruiser (termasuk Aviation Cruiser), Battleship, Aircraft Carrier (baik Light, Standard, maupun Armored Aircraft Carrier dijadikan satu kategori), Submarine, Seaplane Tender, dan Auxilliary Ship.

Masing-masing kategori memiliki dua poin pertanyaan, dimana partisipan survei berhak memilih 2 atau 3 kelas kapal yang paling disukai dan juga berhak memilih (serta harus HANYA) 1 kanmusu dari masing-masing kelas yang dipilih di pertanyaan sebelumnya. Sedangkan, tiga kategori kanmusu terakhir yang disebutkan di atas yang memiliki sedikit kanmusu di dalamnya, hanya memiliki satu poin pertanyaan saja.

Oleh karena itu, jika partisipan tidak sengaja atau tidak memperhatikan atau tidak memahami arahan pertanyaan tersebut dan menjawab dua atau lebih nama kanmusu yang ada di kelas yang sama dalam satu kategori (misalnya, Sendai-class = Sendai, Naka, & Jintsuu), maka yang akan dimasukkan dalam perhitungan voting adalah nama pertama saja (dalam kasus di atas, Sendai saja yang masuk hitungan). Tentu saja, jika hanya menyebutkan satu nama kanmusu saja namun berulang-ulang kali sampai capslock anda jebol, tetap hanya terhitung 1 poin vote saja.

Satu catatan lagi, para kanmusu yang bisa dipilih di survei kali ini tidak memasukkan kapal-kapal baru yang menjadi clearing reward maupun special drop di event Fall 2015. Sehingga, kanmusu-kanmusu rilisan baru seperti Graf Zeppelin, Hagikaze, Arashi, dan Kashima tidak bisa dipilih oleh para partisipan.

Postingan kali ini akan mengumumkan hasil survei untuk kategori Submarine. Pada kategori ini, satu partisipan berhak memilih hingga 2 nama kanmusu yang tersedia. Tanpa berpanjang kata lagi berikut adalah hasil survei popularitas para kanmusu yang ada di kategori ini.

--------------------------------------------------------------------------------------------

#1. "U-511 (Yuu-kun) / RO-500 (Ro-chan)"


Pendatang baru naturalisasi dari Jerman ini sepertnya memang langsung menjadi primadona ketika dirinya datang sebagai gadis kapal selam yang bisa didapatkan semenjak event Winter 2015 kemarin. Dengan bantuan slogan "German's science is number one in this world!!" yang tersohor di dunia per-vvibuan itu, gadis kapal selam cool yang jadi berkulit hitam manis karena kebanyakan bermain di Orel bersama Dechi-Dechi-an ini berhasil meraih peringkat satu untuk kategori Submarine dengan total perolehan 155 vote atau total 47,8% dari total suara yang masuk.

U-511 (atau biasa disebut sebagai Yuu oleh para admiral Kantai Collection) resmi lahir pada tanggal 22 September 1941 di Hamburg, beberapa bulan sebelum dimulainya Perang Dunia 2. Setelah menyelesaikan pelatihannya bersama dengan Armada U-Boat Keempat pada Mei 1942, Yuu menjadi bahan percobaan untuk menguji kemungkinan bisa digunakannya peluncur roket Wurfkörper 42 (WG-42) pada kapal-kapal U-Boat. Meskipun percobaannya berhasil dilakukan, baik ketika Yuu ada di permukaan maupun di dalam air (sekitar 12 meter di bawah permukaan laut), akurasi yang ditunjukkan dan efek negatif yang akan mengganggu performa serta penguasaan U-Boats di bawah air secara keseluruhan, maka WG-42 batal diimplementasikan padanya. Kemudian


Patroli pertamanya (Juli 1942) merupakan perjalanan 76 hari dari Kiel menuju ke Laut Karibia, dimana ia menyerang rombongan tanker Inggris dan Amerika di perairan 220 km tenggara Teluk Guantanamo dan akhirnya kembali ke Lorient, Prancis yang saat ia kembali sudah berada dalam genggaman Nazi. Patroli keduanya (Oktober 1942) merupakan perjalanan 36 hari pulang-pergi Lorient-Afrika Barat tanpa ada pertempuran apapun.

Patroli ketiganya (Desember 1942) mengharuskannya untuk berada di antara tiga wilayah ini: Spanyol, Kepulauan Canary, dan Azores. Di sana ia hanya berhasil menemukan dan menenggelamkan satu kapal pedagang yang membawa minyak sawit dan karet yang berlayar dari Lagos menuju Liverpool. Setelah 68 hari berlayar di bawah laut, ia kembali ke Lorient.

Patroli terakhirya sebagai U-511 terjadi pada tanggal 10 Mei 1943, dimana ia menjadi bagian dari program pertukaran teknologi antara Nazi Jerman dan Kekaisaran Jepang yang sudah berlangsung lama diantara kedua negara. Kisah perjalanannya ini cukup terkenal dengan beberapa kejadian yang dialaminya. Yuu membawa serta juga Diplomat Jerman untuk Tokyo, Atase Militer Kemaritiman Berlin, dan para ilmuwan serta insinyur Jerman ke negeri matahari terbit itu.



Pada tanggal 22-23 Mei 1943, ia bertemu dengan sesama kapal selam Jerman di Samudra Atlantik saat menyusuri pantai barat Afrika untuk memastikan kembali jarak tempuhnya. Pada tanggal 1 Juni 1943, operator telegram Yuu mengadakan pernikahan dengan tunangannya yang berada di salah satu gereja di Berlin dengan kapten kapalnya sebagai mediator bersama dengan pendeta di gereja tersebut. Ini merupakan peristiwa sejarah yang unik dan sangat mengharukan dimana jarak dan tempat tetap tidak dapat menghalangi dua insan manusia untuk menjalin ikatan pernikahan.

Yuu juga harus memutari Tanjung Harapan di Afrika Selatan sejauh 500 mil, dan juga menyeberangi Samudera Hindia dimana ia juga (sekalian) menenggelamkan dua kapal di perairan tersebut: Kapal Liberty Amerika "Sebastian Cermeno" (27 Juni 1943) dan "Samuel Heintzelman (9 Juli 1943). Pada tanggal 15 Juli 1943 Yuu bertemu dengan Hatsutaka di Pelabuhan Penang dan kembali memastikan berapa jauh jarak tempuh yang harus dilaluinya lagi dengan menggunakan jalur Selat Malaka.

Juli 1943, terjadi pertempuran kecil akibat kesalahpahaman dari pihak IJN di wilayah Laut Cina Selatan. Mereka tidak mengenali bentuk kapal selam yang mendekati mereka, sehingga mereka memutuskan bahwa Yuu adalah musuh. Sementara itu Yuu yang mengenali mereka sebagai teman, harus terus menerus meyakinkan mereka agar tidak menyerangnya lagi dengan berbagai cara, seperti mengedip-ngedipkan lampu suarnya atau mengibarkan bendera simapor. Setelahnya pun Yuu diinterogasi dan juga kesulitan karena kedua belah pihak sama-sama tidak terlalu bisa bahasa Jerman maupun Jepang satu sama lain. Dan akhirnya, pihak IJN dapat diyakinkan setelah Yuu menyebutkan identitas "Satsuki No.1"

Setelah melalui perjalanan yang panjang selama kurang lebih 3 bulan di bawah laut, akhirnya Yuu sampai di Pangkalan Kure, Jepang pada tanggal 7 Agustus 1943. Kemudian namanya berubah menjadi RO-500 (Ro-chan) pada tanggal 16 September 1943. Kehidupan Ro-chan di Jepang bisa dikatakan tidak terlalu agresif, karena ia banyak menghabiskan waktunya dalam berbagai latihan dengan sesama kapal selam dan juga dengan sesama destroyer. Oleh karenanya, ia dapat bertahan hidup sampai dengan usainya Perang Dunia 2 dan diserahkan kepada Sekutu sebagai tanda damai Kekaisaran Jepang. Ro-chan sendiri akhirnya dijadikan sebagai sasaran target latihan di Teluk Maizuru pada tanggal 30 April 1946.




#2. "I-58 (Goya)"


Siapa yang tidak asing dengan kata unik '-dechi' di setiap akhiran kalimatnya? Dan terkadang kalimat darinya yang berbunyi, "Salam hangat dan selamat siang dari dalam laut!!" bisa terdengar menyebalkan sekali, apalagi pada saat menanti drop reward di event ini? (Hayo para pencari Graf Zeppelin, mana suaranya??) Meskipun tidak dapat mengungguli rekan naturalisasi Jerman nya di kategori ini, gadis kapal selam yang namanya sering dijadikan lelucon untuk makanan yang benar-benar ada di Jepang ini mampu memperoleh 102 vote atau total 31,5% dari total suara yang masuk.

Goya lahir pada tanggal 30 Juni 1943 di Yokosuka. Sejak sebelum kelahirannya, tubuhnya dimodifikasi supaya dapat membawa tabung torpedo Kaiten, yaitu semacam torpedo dimana manusia dapat mengontrol pergerakan torpedo dengan berada di dalamnya (Goya diperlihatkan sangat membenci fakta ini di gamenya dan bahkan sampai menangis karena tabu semacam ini di versi komiknya), dan baru benar-benar selesai pada 7 September 1944 serta diserahkan kepada Letnan Komandan Mochitsura Hashimoto.

Ia pun bergabung dengan Skuadron Kapal Selam 11 milik Armada Keenam Kekaisaran Jepang untuk tujuan latihan di perairan Jepang sebelum akhirnya dipindahkan ke Divisi Kapal Selam ke-15 pada 4 Desember 1944. Beberapa hari kemudian, dia bergabung dalam grup Kongo (baca: berlian) bersama dengan saudari-saudarinya I-36, I-47, I-48, I-53 dan I-56 untuk melancarkan serangan Kaiten ke lima armada Amerika Serikat berbeda yang sedang melepas jangkarnya. Goya sendiri diperintahkan untuk menyerang Apra Harbor, Guam dan menggunakan empat torpedo Kaiten. Operasi tersebut pada akhirnya gagal, Goya pun juga mengira dirinya gagal menyelesaikan apapun, sampai ketika dia kembali ke Kure pada 22 Januari 1945 ia baru sadar bahwa ternyata dialah yang menenggelamkan satu kapal pengawal kapal induk dan satu kapal pasokan minyak raksasa milik Amerika.


Setelah invasi Amerika ke pulau Iwo Jima pada Februari 1945, Goya bersama dengan I-36 bergabung dengan grup Shimbu untuk melancarkan serangan balasan kepada pasukan Amerika. Ia berangkat dari Kure pada tanggal 1 Maret membawa empat Kaiten lagi. Namun, pada tanggal 7 nya operasi dihentikan dan ia segera diarahkan ke area barat Okinotorishima untuk membantu Operation Tan No.2, sebuah penyerangan udara untuk armada yang berhenti melepas jangkarnya di Ulithi. Goya ditugaskan untuk menjadi kapal penyambung radio untuk 24 pesawat bomber kamikaze. Hanya enam pesawat yang berhasil sampai ke Ulithi dan satu pesawat menabrakkan diri ke kapal induk USS Randolph.


Setelah kembali ke Kure untuk latihan yang lebih banyak lagi, Goya ditempatkan dalam grup Tatara bersama dengan I-44, I-47, dan I-56 untuk menyerang armada kargo Amerika di Okinawa sebagai bagian dari Operation Ten-Go. Namun Goya tak dapat menembus pertahanan kapal selam Amerika yang tebal dan terpaksa dilarikan ke Kyushu pada 10 April 1945 untuk mengisi baterai nya. Ia masih nekat melakukannya di tempat yang sama sekali lagi, namun serangan dari pesawat musuh membuatnya tak bisa menyerang sama sekali. Ia pun juga mencoba memutar ke area di antara Okinawa dan Guam pada tanggal 14 nya, namun juga tidak berhasil. Operasi nya pun dihentikan pada tanggal 17, dan Goya pun kembali ke Kure pada tanggal 30 nya.

Mei 1945, ia mengalami remodel kembali dimana katapult dan hangar pesawatnya dilepas supaya ia mampu membawa enam Kaiten, serta sebuah snorkel. Pada 22 Juni 1945, 162 pesawat B-29 milik Amerika membombardir pangkalan Kure namun Goya dapat lolos dari serangan tersebut dan segera bergabung dengan grup Tamon bersama dengan I-47, I-53, I-363, I-366 dan I-367. Pada tanggal 18 Juli 1945, malam hari, ia menuju perairan timur Filipina. Sepuluh hari setelahnya, ia berhasil menenggelamkan satu destroyer dan satu kapal kargo Amerika di sana.

Esoknya, ia melakukan gerilya lebih jauh ke arah Palau dan semakin menuju ke selatan. Di sana Goya menemukan Heavy Cruiser Indianapolis (yang salah ia identifikasi sebagai Battleship Idaho-class), yang sehari sebelumnya berlayar dari Guam ke Leyte setelah selesai mengirimkan bagian-bagian serta bahan-bahan untuk pembuatan bom nuklir ke Tinian dari San Fransisco, yang nantinya akan dipakai untuk meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. Indianapolis hanya sendirian tanpa alat anti kapal selam maupun kapal destroyer untuk melindunginya. Pada titik inilah, sebuah kasus kontroversial yang penyelesaiannya baru ditetapkan setengah abad kemudian terjadi.

Goya muncul ke permukaan dan bersiap untuk menembakkan torpedo Tipe 95 nya. Setelah bermanuver untuk mencari posisi yang pas, pada pukul setengah 12 malam (waktu Jepang), Goya menembakkan keenam torpedo nya dengan jeda 2 detik. Meskipun melihat tanda-tanda serangannya sukses, Letnan Komandan Hashimoto memutuskan untuk menyerangnya lagi. Namun, setelah selesai mempersiapkan penyerangan, targetnya sudah tidak ada ketika diperiksa kembali dengan teleskop (Indianapolis terbalik dan tenggelam setelah Goya menyelam untuk mempersiapkan serangan lanjutannya).


I-58 termasuk salah satu unit kapal selam Kekaisaran Jepang yang menunjukkan semangat berjuang sampai semuanya benar-benar berakhir. Setelah menenggelamkan Indianapolis pun, Goya masih terus berputar-putar dan bergerilya melawan semua kapal Sekutu yang bisa ditemukannya di kawasan Asia Tenggara. Di antaranya ada yang berhasil dan ada yang gagal. Bahkan sampai ketika Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang menyerah, Goya masih tidak tahu tentang kabar itu dan terus menjelajahi samudra sampai akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 ia pulang ke Kure dan mendapati bahwa negaranya sudah kalah perang.

Pada tanggal 1 April 1946, Goya bersama dengan ke-23 saudari-saudarinya yang masih hidup digiring oleh satu destroyer dan satu submarine tender milik Amerika Serikat di area Kepulauan Goto untuk menjalani Operation Road's End. Dan di sanalah, ia dan semua saudarinya menjalani hukuman mati. Kini ia telah beristirahat untuk selamanya di dasar laut yang tenang itu dan raganya kini menjadi rumah bagi spesies ikan Kerapu khas Jepang yang menjadi salah satu obyek wisata bahari lokal untuk penduduk di pulau tersebut.

Sebagai catatan tambahan, pada November 1945, Komandan Mochitsura Hashimoto dipanggil ke pengadilan militer Amerika Serikat sebagai saksi untuk kasus tenggelamnya Indianapolis, dimana Kapten Charles B. McVay III dituduh menempatkan kapalnya dalam keadaan bahaya dengan melakukan gerakan zig-zag yang tak penting dan menyebabkan banyak nyawa hilang dengan tak perlu. Namun, diluar dugaan banyak pihak, Hashimoto bersaksi bahwa meskipun ia melakukan gerakan manuver itu, entah karena insting atau apapun, ia (dan Goya) tetap akan dapat menenggelamkan Indianapolis. Secara tidak langsung, Hashimoto mengambil sikap bahwa menurutnya Charles tidak salah. Itu hanyalah hal biasa yang terjadi dalam perang. Testimoni nya membuat pengadilan militer memutuskan bahwa Charles tidak bersalah, namun nama baiknya baru dapat dibersihkan secara penuh pada tahun 1996 ketika Presiden Bill Clinton secara tegas memutuskan bahwa kasus ini harus ditutup dan Charles tidak bersalah sama sekali.



#3. "I-19 (Iku)"


Tidak salah jika gadis kapal selam yang termasuk salah satu yang memiliki kekuatan torpedo tertinggi di kategori kapal selam ini masuk ke dalam jajaran Big-3. Kepribadiannya yang ceria dan suka menggoda para admiral yang sedang menganggur di kantornya ini cukup membantunya meraih posisi ketiga dengan perolehan 84 vote atau total 25,9% dari total suara yang masuk.

Lahir 16 September 1939 di Kobe, Iku merupakan sepupu jauh Goya berdasarkan tipe kapal selamnya. Ia tidak banyak beroperasi sampai pada tanggal 23 Februari 1942, pesawat mata-matanya melakukan pengamatan malam di atas langit Pearl Harbor untuk mendukung jalannya Operation K-1, serangan kedua ke Pearl Harbor oleh IJN. Pada tanggal 4 Maret 1942, ia bertugas sebagai 'menara radio' untuk para pesawat "Emily" yang direncanakan akan menyerang Pearl Harbor, namun kemudian serangan itu dibatalkan.

Pada saat ia berpatroli di Kepulauan Solomon, 15 September 1942, ia menemukan dan meluncurkan 6 torpedo ke arah kapal induk USS Wasp. Tiga diantaranya melukai kapal induk tersebut sangat parah dan oleh karenanya harus di tenggelamkan sendiri oleh kapal lainnya di dekatnya. Sedangkan tiga topredo lainnya (karena sebuah keberuntungan) menenggelamkan destroyer USS O'Brien dan melukai battleship USS North Carolina cukup signifikan. Karena hasil inilah, Iku tercatat dalam sejarah sebagai pemegang rekor "The Single Most Destructive Torpedo Spread Fired" di atas semua kapal selam selama Perang Dunia 2.

Dari November 1942 sampai dengan Februari 1943, Iku selalu membantu dalam misi pengantaran pasokan personel dan logistik militer Kekaisaran Jepang dari Tokyo ke Guadalcanal setiap malamnya. Misi ini disebut "Rat Transportation" dan nantinya akan disebut sebagai "Tokyo Express" oleh Sekutu. Iku akhirnya tewas pada November 1943 oleh serangan bom laut dari USS Radford di perairan Pulau Makin karena terlambat menyelam setelah ketahuan posisinya oleh radar, dan semua awaknya juga ikut tewas bersamanya.



#4. "I-8 (Hachi)"


Para admiral mengenalnya sebagai gadis kapal selam vvibu Jerman, karena kebiasaannya untuk selalu mencampur aduk bahasa Jepang dan Jerman dalam kalimat-kalimatnya. Mungkin karena tidak terlalu sreg dengan ke-vvibu-annya inilah ia hanya mampu meraih urutan keempat dengan 70 vote atau total 21,6% dari total suara admiral yang masuk.

I-8, atau yang disebut dengan Hachi, lahir pada tanggal 20 Juli 1936 namun dapat dikatakan selesai dimodifikasi dua tahun kemudian. Ia bersama dengan I-7, merupakan kapal selam terbesar milik Jepang yang selesai dibuat sebelum pecahnya Perang Dunia 2. Faktanya, mereka berdua juga ikut berpartisipasi dalam penyerangan ke Pearl Harbor dengan melibatkan pesawat laut Yokosuka E14Y yang mereka simpan di tubuhnya.

Pada tahun 1943, Hachi menerima misi pertukaran teknologi dari pihak Jepang untuk berkontribusi pada perjanjian Axis Powers' Tripartite Pact. Sejatinya, pertukaran teknologi dilakukan dengan hanya menggunakan kapal kargo. Namun, karena tidak cukup maka para kapal selam ikut diperbantukan. Hanya 7 kapal selam yang terlibat dalam pelaksanaan perjanjian ini: 5 dari Jepang dan 2 dari Jerman (termasuk U-511 / Yuu-chan; namun sepertinya mereka berdua tidak berpapasan di tengah jalan).

Di bawah komando Shinji Uchino, Hachi berangkat dari Kure pada tanggal 1 Juni 1943, bersama dengan I-10 dan Submarine Tender Hie Maru. Kargo yang mereka bawa terdiri dua torpedo Type 95 oxygen-propelled, banyak tabung torpedo, penggambaran sistem trim terotomatisasi, dan pesawat Yokosuka E14Y. Mereka sampai di Singapore 9 hari kemudian, dan pada 21 Juli 1943, Hachi mulai memasuki area Samudera Atlantik. Di sana ia harus menghadapi badai laut maha dahsyat yang tidak biasa ia temui di Samudra Pasifik yang lebih kalem, namun tetap dapat melanjutkan perjalanan ke Prancis yang sudah dikuasai Nazi Jerman.

Sebelum sampai di Paris, pada tanggal 20 Agustus 1943, Hachi bertemu dengan U-161 dan dua teknisi radio Jerman ditransfer ke Hachi beserta dengan sebuah radar pendeteksi jenis FuMB 1 "Metox" 600A yang dipasang di anjungannya. 29 Agustus 1943, Hachi memasuki Pantai Biscay dan dua hari kemudian ia sampai di Brest dengan selamat.

Pada masa ini, Hachi menjadi salah satu kebanggaan Jepang dan Axis Powers. Ia menjadi kapal selam yang terkenal karena perjalanannya yang mengarungi separuh dunia (x2) dengan perjalanannya pulang-pergi sejauh total 56.000 km dan baru kembali ke Kure, Jepang pada tanggal 21 Desember 1943. Namun, setelah kepemimpinan beralih kepada Tatsunosuke Ariizumi, Hachi berubah menjadi salah satu unit yang paling mencemarkan nama baik Kekaisaran Jepang di Perang Dunia 2 karena perlakuannya terhadap para tawanan perang Sekutu.

Salah satunya adalah terhadap tawanan dari kapal Belanda, SS Tjisalak (26 Maret 1944), dimana 97 orang yang selamat kemudian diikat berpasang-pasangan, lalu disabet oleh pedang-pedang, dipukul dengan palu sebelum ditembak, kemudian dilempar ke laut untuk menjadi santapan ikan hiu nantinya. Hanya enam orang yang selamat dari insiden itu dan ditampung oleh kapal SS James O.Wilder. Belum lagi terhadap tawanan perang kapal SS Jean Nicolet dua bulan setelahnya, dan beberapa kapal dagang yang tak bersalah sama sekali yang menambah jumlah perbuatan kriminalnya selama perang.

Setelah perang berakhir, Ariizumi melakukan seppuku karena kekalahan Jepang sementara beberapa kru nya yang masih hidup ada yang dikejar-kejar oleh Pemerintah Jepang dan dibunuh di tempat sebagai hukuman karena tindak kriminalnya selama Perang Dunia 2 (3 orang). Satu diampuni karena telah bekerja sama dalam penyelidikan dan diperbolehkan pulang ke Amerika. Yang lainnya juga mendapat keringanan dengan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1955.

Hachi sendiri menemui ajalnya di Okinawa pada 31 Maret 1945, dikepung oleh dua destroyer Amerika: USS Morrison dan USS Stockton. Benar-benar sebuah akhir yang anti-klimaks untuk sebuah unit yang sebelumnya dielu-elukan sebagai pahlawan dua tahun sebelumnya.



#5. "I-168 (Imuya)"


Meskipun dari segi kekuatan dan daya tahan dirinya kalah oleh keempat rekannya di atas, sebagian dari para admiral di sini mungkin masih tidak dapat melupakan jasanya sebagai salah satu dari dua gadis kapal selam pertamanya sepanjang karirnya bermain Kantai Collection (Imuya dan Goya termasuk gampang didapatkan pertama kali di game ini). Gadis kapal selam yang pernah diperlihatkan di komik official Kancolle sebagai gadis yang sangat dihormati Akagi dan Kaga ini meraih urutan kelima dengan mengantongi 51 vote atau total 15,7% dari total suara yang masuk.

Imuya lahir pada 31 Juli 1934 di Kure, dan pada saat itu masih memakai kode I-68. Tiga tahun setelah kelahirannya, ia bersama dengan Skuadron Kapal Selam 3 ditempatkan di dekat Hawaii untuk misi mata-mata sebelum melaksanakan penyerangan ke Pearl Harbor. Empat hari setelah penyerangan tersebut, ia mendapakan serangan yang membuatnya harus mundur dan dirawat di Kwajalein Atoll. Pada 20 Mei 1942, barulah ia mendapatkan kode baru sebagai I-168.

Imuya merupakan kapal selam Kekaisaran Jepang yang memiliki catatan sejarah penting di Battle of Midway. Ia bersama dengan 13 kapal selam lainnya membentuk pasukan ekspedisi pendahulu untuk mengamati keadaan di Midway pada 31 Mei 1942 di bawah komando Tanabe Yahachi. Lima hari kemudian, pada tanggal 4 Juni 1942 pagi harinya, serangan dari Armada Gabungan Nagumo segera dimulai setelah Imuya melaporkan aktivitas pesawat udara Amerika Serikat yang masif pada Admiral Nagumo yang berada di Akagi.

Sepanjang penyerangan udara itu, Imuya terus mengawasi dengan periskopnya. Pada hari itu ia tidak melakukan serangan sama sekali. Baru pada tanggal 5 Juni tengah malam, ia mulai menyerang Midway dengan 10 cm senapan dek-nya namun segera menyelam kembali setelah ketahuan oleh lampu sorot menara suar. Beberapa pesawat menyerang Imuya namun tak berhasil, dan Imuya pun mendapatkan perintah untuk menenggelamkan kapal induk USS Yorktown yang terluka, dan masih harus melawan 4 destroyer milik Amerika Serikat sendirian untuk menyelesaikan misinya dan kembali ke Pangkalan Sasebo.

Setelah itu, Imuya dipimpin oleh Letnan Komandan Katsuji Watanabe dan diberi misi transportasi kargo ke Kepulauan Solomon dan Kiska. Pada 27 Juli 1943, Imuya disergap oleh USS Scamp di Selat Steffen dekat Pulau New Hanover dan tewas di tangan kapal selam Amerika itu bersama dengan semua awak di dalamnya.



#6. "I-401 (Shioi)"


Status eksklusifnya sebagai satu-satunya kapal selam yang bisa didapatkan melalui fasilitas LSC (Large Ship Construction) yang sering jadi alat PHP bagi para admiral pun, sepertinya tidak begitu signifikan membantunya meraih kepopuleran. Gadis hitam manis yang hobinya meng-klaim bahwa pesawat Seiran adalah sahabatnya (kesannya jadi seperti anak yang nggak punya teman) ini pun hanya mampu meraih 49 vote atau total 15,1% dari total suara yang masuk.

Shioi merupakan salah satu anggota I-400 class (Sen Toku-class) yang juga adalah buah pemikiran dari Admiral Isoroku Yamamoto sejak dimulainya Perang Dunia 2, dimana tujuan mereka diciptakan adalah untuk dapat menyerang kota-kota daerah pantai Amerika Serikat dengan mengerahkan para bomber pesawat laut yang dapat mereka bawa di tubuhnya. Sebagai kapal selam terbesar di dunia pada masa itu (sebelum dibangunnya kapal selam nuklir balistik 15 tahun kemudian), Shioi didesain untuk memiliki kemampuan operasi dalam waktu yang sangat panjang tanpa perlu pengisian bahan bakar dan bahkan kalau perlu dapat berlayar ke mana pun di dunia ini agar bisa mencapai sisi pantai barat dan timur Amerika Serikat.

Pada saat Shioi (I-401) lahir pada 8 Januari 1945 di Pangkalan Kure, Perang Dunia 2 di Front Pasifik telah mencapai titik akhirnya. Dengan prediksi bahwa perang tinggal menunggu hitungan bulan untuk berakhir, Shioi dapat dikatakan lahir sangat terlambat dengan masa depan yang tak menentu. Setelah gugurnya Admiral Yamamoto, Sen Toku-class diubah perannya untuk menyerang Kanal Panama dengan harapan agar aliran bantuan AL Amerika dari Front Atlantik bisa dihambat sampai beberapa bulan. Pemikiran itu berakar dari semakin memburuknya situasi perang bagi pihak Kekaisaran Jepang semenjak kekalahan strategis mereka di Battle of Midway. Jadilah Shioi lahir pada kondisi yang serba terburu-buru.

Namun, rencana tersebut dibatalkan setelah jatuhnya Okinawa ke tangan Sekutu. Para kapal selam kemudian ditugaskan untuk menyerang armada Amerika Serikat yang berkumpul di Ulithi Atoll. Ironisnya, misi pertama Shioi ini justru menjadi misi terakhirnya karena dihentikan oleh Kaisar Hirohito yang mengumumkan kepada seluruh pasukan Kekaisaran Jepang untuk segera menghentikan perang pada 15 Agustus 1945 dan menyerah kepada Sekutu.
Pada tanggal 26 Agustus 1945, Shioi akhirnya mengibarkan bendera hitam tanda menyerah. Semua pesawat yang dibawanya diterjunkan ke laut dari katapultnya, keduapuluh torpedo Type 95 juga diledakkan, dan semua kode, catatan harian, grafik-grafik, serta dokumen-dokumen rahasia juga ikut dihancurkan. Tiga hari kemudian USS Segundo menemukan Shioi, dan Letnan Komandan Nobukiyo Nambu menyerahkan 2 pedang samurai pada Letnan John Edward Balson sebagai tanda menyerah.

Shioi akhirnya menemukan ajalnya di Pearl Harbor, 31 Mei 1946, sebagai target latihan perang Angkatan Laut Amerika Serikat sekaligus untuk mencegah dirinya dipakai oleh pihak Uni Soviet sebelum dimulainya Perang Dingin. Jasadnya baru ditemukan pada Maret 2005, sepuluh tahun yang lalu.


#7. "Maruyu"


Hasil yang satu ini mungkin juga sudah bisa ditebak oleh para admiral, terutama yang berorientasi pada kemampuan para gadis kapal yang berjenis kapal selam. Dengan hanya mampu memperoleh 31 vote atau total 9,6% dari total suara yang masuk, gadis kapal selam yang mungkin sering jadi incaran mbak Fusou dan neng Yamashiro karena punya khasiat menambah luck ini menempati urutan juru kunci untuk kategori kapal selam.

Nama resmi Maruyu adalah Type 3 Submergence Transport Vehicle, dan ia merupakan kapal selam yang didesain serta dioperasikan oleh IJA, bukan IJN. Nama "Maruyu" yang sering disematkan kepadanya oleh para tentara AD Kekaisaran Jepang sendiri didapat dari lambang "〇", yang bisa dibaca sebagai "Maru", dan karakter hiragana "ゆ" yang dibaca sebagai "yu". Dan juga, karakter ゆ yang terdapat di dalam karakter 〇 menyerupai ikan di dalam mangkok ikan; cocok untuk melambangkan sebuah kapal selam.

Keunikan Maruyu sendiri adalah bahwa dia tidak merepresentasikan satu unit tempur seperti para koleganya di IJN (misalnya: Ro-500 dan I-58 yang merupakan satu identitas fisik saja), melainkan merupakan sebuah bentuk representasi satu kelas yang jumlahnya masif (baca: mass-production). Ia (atau lebih tepatnya 'mereka') lahir dari rentang waktu 1943-1945, dimana waktu itu IJA membutuhkan sebuah alat transportasi yang dapat membantu aliran pasokan militer dan makanan setelah kegagalan di Battle of Solomon Sea. Aslinya, 400 Maruyu direncanakan untuk dibuat, namun hanya 38 Maruyu yang bisa selesai. Dari ketiga puluh delapan Maruyu ini, lima diantaranya tewas di medan perang, dan sisanya dipensiunkan setelah berakhirnya Perang Dunia 2 dan kemungkinan besar dibesituakan setelah pensiun.

 --------------------------------------------------------------------------------------------

Nantikan juga hasil survei yang lainnya ya~!
Stay tuned~! ^_^

No comments:

Post a Comment