Monday 28 December 2015

Hasil Survei Popularitas Kanmusu (Per Fall 2015) - Kategori "Light Cruiser"

Postingan kali ini akan mengumumkan hasil survei untuk kategori Light Cruiser. Pada kategori ini, terdapat dua pertanyaan dimana pada pertanyaan pertama partisipan berhak memilih hingga tiga KELAS LIGHT CRUISER yang tersedia, dan pada pertanyaan kedua partisipan hanya bisa menyebutkan satu NAMA LIGHT CRUISER saja untuk masing-masing kelas yang dipilih di pertanyaan sebelumnya. Tanpa berpanjang kata lagi berikut adalah hasil survei popularitas para kanmusu yang ada di kategori ini.

--------------------------------------------------------------------------------------------
KATEGORI KELAS 
LIGHT CRUISER TERFAVORIT

#1. "SENDAI-CLASS"
(dari kiri ke kanan) Naka, Sendai, Jintsuu
Yang satu ninja, yang satu samurai, dan yang satu lagi Geisha (atau idol?). Kombinasi personifikasi budaya Jepang yang menjadi dasar kepribadian ketiga bersaudari ini sepertinya memang sangat mengena di hati para admiral yang menginginkan sebuah persona keluarga yang 'sangat berbeda-beda tapi tetap satu jua'. Mengoleksi total perolehan 166 suara atau 50,60% dari total suara yang masuk, Sendai sisters berhasil menjadi jawara di kategori ini dengan cukup mantap.

Sendai-class adalah sebuah kelas light cruiser IJN yang merupakan penerus dari model lama Nagara-class, dimana terdapat beberapa perbaikan dari model lamanya seperti penempatan boiler yang lebih baik dan mempunyai empat cerobong alih-alih hanya tiga cerobong. Setiap kapal mempunyai hangar dan dek penerbangan masing-masing, walaupun tidak digunakan sampai diterapkannya sistem katapult pada 1929.

Pada awalnya, ada 8 kapal Sendai-class yang direncanakan untuk dibangun. Namun hanya Sendai, Jintsuu, dan Naka saja yang selesai dibangun. Sementara itu, Kako, Ayase, Minase, Otonase, dan satu cruiser tak bernama lainnya harus dibatalkan karena terkena regulasi Washington Naval Treaty (1922). Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat Kako dan Ayase sendiri nantinya akan dialihfungsikan untuk membuat Heavy Cruiser kelas Furutaka kelak. Jadi, ada yang sudah mencincin salah satu atau ketiganya di gamenya?


#2. "AGANO-CLASS"

(dari kiri ke kanan) Sakawa, Yahagi, Noshiro, Agano
Usia mereka dari awal lahir sampai akhir hayatnya memang terbilang lebih pendek daripada sang jawara sekaligus para pendahulunya. Namun, sebagai para gadis kapal yang memiliki ciri khas body-style yang lebih seksi dan terbuka dibandingkan dengan ketiga Sendai sisters, keempat Agano sisters ini berhasil merebut perhatian banyak admiral yang (jangan-jangan) lebih suka dengan yang 'berisi' dan meraih peringkat kedua kategori ini dengan total perolehan 128 suara atau 39% dari total suara yang masuk.

Sejarah terciptanya Agano-class sendiri cukup unik. Pada awalnya mereka diciptakan untuk menggantikan model Tenryuu-class, Kuma-class, dan Nagara-class. Namun, desain persenjataan mereka didasarkan pada Yuubari-class, dan kemudian peran mereka justru didedikasikan sebagai penerus langsung dari Sendai-class. Karena desain dasar mereka yang didasarkan dari Yuubari yang disempurnakan, mereka memiliki bentuk garis dek yang anggun dan rapi dibandingkan para pendahulunya (mungkin ini yang menyebabkan mereka digambarkan sebagai gadis kapal light cruiser yang paling bohay di gamenya).

Selain itu, mereka hanya mempunyai satu cerobong asap yang membuat mereka menjadi lebih stabil dan lebih layak bertempur selevel dengan para Heavy Cruiser dengan persenjataan meriam utama mereka yang merupakan warisan dari battleship Kongou-class dan Fusou-class (setelah kedua kelas ini di modernisasi tahun 1930-an). Mengetahui detail sejarah desain mereka, sepertinya tidak salah jika mereka merupakan kelas light cruiser yang langka didapatkan baik melalui fitur LSC maupun drop reward di berbagai event musiman game Kantai Collection. Bukan begitu?


#3. "KUMA-CLASS"
(dari kiri ke kanan) Ooi, Kitakami, Tama, Kuma, Kiso
Dalam berbagai karya official dan fanmade, kelima bersaudari ini hampir selalu muncul dengan perannya sebagai comic-relief yang mengundang gelak tawa bagi semua yang membacanya. Apalagi ditambah dengan fitur revisi kelas yang bisa didapatkan oleh ketiga anggota terakhir di kelas ini, sepertinya dapat memantapkan hati para admiral yang mengidolakan salah satu atau semua dari mereka berlima untuk membawa mereka menduduki posisi BIG-3 terakhir, dengan total perolehan 88 suara atau 26,8% dari total suara yang masuk.

Kuma-class merupakan penerus dari kedua kapal Tenryuu-class sekaligus juga menjadi pendahulu bagi para kapal Nagara-class. Dikembangkannya Kuma-class (dan kemudian dilanjutkan oleh para penerusnya kelak) berasal dari doktrin "Night Battle Force" yang lahir dari hasil pengembangan torpedo jenis "Long Lance" dan keberhasilan Battle of Port Arthur melawan Rusia, dimana konsep light cruiser biasa akan diubah menjadi torpedo cruiser (digambarkan dengan Ooi, Kitakami, dan Kiso yang bisa menjadi torpedo cruiser setelah remodel kedua di gamenya; Kiso tidak bisa dikonversi karena adanya kekurangan pada unit Long Lance yang dimiliki IJN di sejarah aslinya).

Namun, rencana ini menjadi usang karena cepatnya perkembangan persenjataan kapal selam dan teknologi aviasi untuk angkatan laut. Ooi dan Kitakami yang sudah terlanjur menjadi torpedo cruiser nantinya dikonversi menjadi kapal transportasi berkecepatan tinggi dan Kitakami menjadi carrier untuk torpedo Kaiten. Namun demikian, ini tak mengubah performa apik kelima kapal ini di perairan laut utara dan Samudra Hindia pada saat PD2. Dan tentunya, para admiral yang sudah power leveling kelima nya sampai maksimal pasti juga sudah membuktikan kehebatan statistik Pandawa Lima yang unik ini, kan?


*) Urutan setelah BIG-3 ini adalah sebagai berikut:

#4. Ooyodo-class (49 suara atau 14,90% dari total suara yang masuk)
#5. Tenryuu-class (42 suara atau 12,80% dari total suara yang masuk)
#6. Nagara-class (32 suara atau 9,80% dari total suara yang masuk)
#7. Yuubari-class (28 suara atau 8,50% dari total suara yang masuk)
#8. Katori-class (9 suara atau 2,70% dari total suara yang masuk)

 --------------------------------------------------------------------------------------------
KATEGORI KANMUSU 
LIGHT CRUISER TERFAVORIT

#1. "SENDAI"


Biar kata tiap malam ia suka membuat keributan di lorong-lorong pangkalan dan beberapa rekannya jadi sebal setengah mati, nyatanya itu tak membuat para admiral mengubah keputusan untuk sepakat bahwa dialah The Best Light Cruiser versi survei ini. Jika pada sub kategori sebelum ini Sendai-class menempati urutan pertama, maka maniak yasen yang satu ini mantap berada di puncak sub kategori "Kanmusu Light Cruiser Tervaforit" dengan total perolehan 76 suara atau 20,82% dari total suara yang masuk.

Semenjak selesai proses kelahirannya pada 29 April 1924 di Nagasaki, Sendai langsung memulai karir militernya dengan berpatroli di Sungai Yangtze, China. Sebelum masa PD2, anak pertama dari keluarga Sendai-class ini sudah terkenal karena peran pentingnya di Battle of Shanghai dalam Perang Sino-Japanese II. Dan pada prolog episode Perang Pasifik, 20 November 1941, Sendai menjadi flagship untuk Skuadron Destroyer 3.

Ia terlibat dalam beberapa operasi militer IJN selama PD2, diantaranya adalah Attack on Pearl Harbor, Battle of Malaya, Battle of Sumatra, Indian Ocean Raid, dan Guadalcanal Campaign. Karir militernya berakhir di Battle of Empress Augusta Bay terkena serangan meriam dari empat cruiser sekutu setelah sebelumnya nyaris bertabrakan dengan Shigure.

Sejarah selengkapnya ada di sini.


#2. "YAHAGI"


Tidak banyak yang bisa dikatakan dari gadis kapal yang satu ini, kecuali bahwa ia layaknya seorang samurai yang hidup hanya untuk memenuhi misinya melindungi tuan putrinya yang berharga. Menyusul fenomena Sendai yang mewakili Sendai-class di peringkat pertama pada kedua sub kategori ini, aura dan karismanya yang sangat mirip dengan Yamato membuat Yahagi dapat mewakili Agano-class di peringkat kedua pada kedua sub kategori ini dengan total perolehan 38 suara atau 10,41% dari total suara yang masuk.

Yahagi lahir pada 25 Oktober 1942 di Sasebo, Nagasaki dan menjadikannya anak ketiga di keluarga Agano-class. Meskipun demikian ia baru bisa dikatakan benar-benar diselesaikan pada 29 Desember 1943, masa-masa dimana kekuatan IJN berada pada titik permulaan kritisnya. Dan semenjak lahirnya, ia langsung menjadi flagship untuk Skuadron Destroyer 10. Pada Februari 1944, ia dikirim ke Singapura untuk dilatih dan melakukan patroli secara bersamaan di Kepulauan Lingga.

Misi pertamanya yaitu pada Battle of Philiphine Sea atau dikenal sebagai Great Marianas Turkey Shoot dimana ia menjadi bagian dari Armada Ozawa untuk mengawal para Carrier IJN seperti Taihou, Shoukaku, dan Zuikaku. Kehilangan nyaris semua kapal yang mampu membawa pasukan udaranya di pertempuran itu, IJN mengubah persenjataan Yahagi menjadi nyaris murni untuk melakukan AAA (Anti-Air Artilery).

Ia juga ikut serta dalam dua tahap Battle of Leyte Gulf, yaitu Battle of Shibuyan Sea dan Battle of Samar dimana ia menjadi pengawal Yamato dan Musashi di satuan Armada Kurita. Dan sepanjang pertempuran yang berlangsung kurang lebih 3-4 hari ini, ia tidak mengalami luka sedikit pun walaupun berkali-kali masuk dalam medan pertempuran yang penuh dengan puluhan pesawat bomber dan torpedo. Sepulangnya dari kekalahan di pertempuran tersebut, ia menjadi flagship untuk Skuadron Destroyer 2 dan terus berada di pangkalan Jepang sampai Maret 1945.

Yahagi akhirnya menerima misi terakhirnya pada 6 April 1945, yaitu Operation Ten-Go dimana ia bersama-sama dengan Yamato, Isokaze, Hamakaze, Yukikaze, Kasumi, Hatsushimo, Asashimo, Fuzuyuki, dan Shimotsuki harus melawan pasukan invasi Amerika di Okinawa yang nyaris semuanya penuh dengan kekuatan udaranya. Melawan Task Force 58 di perairan Okinawa, Yahagi harus mati-matian melindungi Yamato yang dikepung 386 pesawat (180 fighter, 75 dive bomber, dan 131 torpedo bomber) dalam satu waktu. Sayangnya, Yahagi harus menyerah pada takdirnya yang tak bisa melindungi Yamato sampai akhir dengan menerima tujuh torpedo dan dua belas bom di badannya. Ia tewas beberapa menit lebih dulu daripada Yamato.


#3. "YUUBARI"


Anda bingung ingin mengembangkan senjata baru macam apa? Apakah anda juga kesulitan menemukan sukarelawati untuk menguji senjata-senjata mutakhir anda yang sudah jadi? Serahkan saja pada Yuubari! Gadis kapal dengan julukan Melon-chan yang ironisnya tidak begitu memiliki 'melon' ini berhasil merebut posisi ketiga dengan total perolehan 26 suara atau 7,12% dari total suara yang masuk.

Lahir pada 5 Maret 1923 di Sasebo, Yuubari awalnya hanya dimaksudkan untuk menjadi kapal percobaan mesin dan senjata-senjata terbaru IJN walau nantinya juga dilibatkan di beberapa pertempuran garis depan. Jika Fubuki menjadi pondasi desain para destroyer IJN, maka Yuubari menjadi pondasi desain bagi semua kapal perang Jepang di masa depan kelak. Kelahirannya yang terjadi tepat sebelum Gempa Bumi Kanto (1923), membuatnya langsung ditugaskan untuk menjadi kapal evakuasi korban gempa di Yokohama dan sekitarnya. Ia juga berperan sebagai kapal evakuator penduduk Jepang yang tinggal di garis pantai tenggara China pada Perang Sino-Japanese II.

Pada saat penyerangan Pearl Harbor, Yuubari menjadi flagship untuk Skuadron Destroyer 6 dan selama setahun bertugas di area Pulau Truk dan Pasifik Selatan. Beberapa operasi yang melibatkannya selama PD2 diantaranya adalah Battle of Wake Island, Operation MO, Battle of The Coral Sea, Solomon Islands Campaign, dan "Tokyo Express". Sepanjang karirnya, Yuubari banyak bertempur melawan kekuatan udara Sekutu dan pernah mencatat prestasi dimana ia bisa menghindari 67 bom udara dan 12 torpedo sendirian pada pertempuran di Kepulauan Wake.

Seiring dengan semakin kritisnya kekuatan udara IJN, persenjataan Yuubari semakin diperbanyak dengan senjata tipe AAA bersama dengan Yahagi. Di akhir karirnya, Yuubari semakin difokuskan untuk melakukan transportasi sumber daya dan patroli di beberapa perairan. Pada 27 April 1944, kapal selam USS Bluegill menembakkan enam torpedo ke arah Yuubari. Meskipun ia berhasil menghindari empat torpedo, dua torpedo mengenai ruang boiler-nya dan membuat air semakin lama semakin banyak memasuki tubuhnya. Beberapa usaha sudah dilakukan untuk setidaknya mendamparkan tubuhnya ke pantai terdekat, termasuk meminta bantuan Samidare untuk menariknya. Namun usaha itu sia-sia dan Samidare harus menerima semua awak kapal Yuubari dan meninggalkannya mati tenggelam perlahan-lahan di perairan Palau.



#4. "OOYODO" & "TENRYUU"

Ooyodo
Sebagian dari para admiral pastinya tahu siapa gadis kapal yang satu ini sejak pertama kali masuk ke dalam gamenya. Ya, dialah Ooyodo, gadis kapal yang merangkap tugas menjadi Mission Receptionist dan juga dapat kalian semua rekrut setelah merasakan asin-asamnya garam RNG berkualitas tinggi ini menempati peringkat keempat dengan total perolehan 24 suara atau 6,58% dari total suara yang masuk.

Ooyodo lahir pada 2 April 1943 di Kure, Hiroshima dan baru benar-benar selesai setahun kemudian (28 Februari 1943). Awalnya ia dimaksudkan untuk menjadi kapal komando operasi militer yang menggunakan kapal selam, namun pada saat ia benar-benar selesai dibangun perannya sudah berubah. IJN menggunakan kemampuan tembak jarak jauh dan AAA-nya untuk menjadi pengawal grup para Aircraft Carrier.

Misi pertamanya adalah mengirimkan pasokan logistik dan tentara ke Truk dan Rabaul pada Juni 1943. Setelahnya, ia langsung masuk ke dalam Armada Ozawa bersama dengan Shoukaku, Zuikaku, Zuiho, Yamato, Nagato, Myoko, Haguro, Tone, Chikuma, Mogami, Atago, Takao, Choukai, Maya, Agano, dan lima belas Destroyer untuk merespon serangan udara Amerika di Kepulauan Gilbert. Namun, dua kali pencarian tidak membuahkan hasil dan armada tersebut terpaksa kembali ke Truk. Pada awal Desember 1943, Ooyodo menjadi flagship untuk Armada Ozawa. Dan setelah ia selesai diremodel pada 30 April 1944, ia menjadi flagship untuk Armada Gabungan IJN.

Ooyodo juga ikut serta dalam Operation Sho-Ichi-Go di Battle of Leyte Gulf pada 20 Oktober 1944 sebagai bagian dari Armada Ozawa yang berperan sebagai "armada jebakan", dimana armada yang dipimpin Admiral Ozawa tersebut mengalami kekalahan dan ia memindahkan posisi flagship dari Zuikaku ke Ooyodo. Semenjak itu Ooyodo selalu ditempatkan di perairan sekitar Pangkalan Kure setelah perjalanan terakhirnya dari Singapura ke Jepang pada Januari-Februari 1945 karena dikejar-kejar oleh 63 kapal selam Sekutu selama perjalanannya. Dan ia mengakhiri masa tugasnya dalam pertempuran yang memporakporandakan Kure pada 24 Juli 1945, tewas di tanah kelahirannya sendiri.

Tenryuu
Menemani dirinya ada gadis kapal yang dapat membuat semua bayi yang rewel langsung diam membisu hanya dengan mendengar namanya saja; Tenryuu. Ia lahir pada 20 November 1919 di Yokosuka, dan menjadi flagship Skuadron Destroyer 2 yang merupakan bagian dari Armada Kedua IJN. Karirnya sebelum PD2 dimulai banyak dihabiskannya dengan berpartisipasi pada banyak operasi militer melawan Rusia dan China, dimana selama Perang Sino-Japanese II sampai dengan PD2 ia selalu berpasangan dengan adiknya, Tatsuta. Menjelang konfrontasi Pearl Harbor, setahun sebelumnya mereka berdua menjalani remodel dan renovasi intensif.

Pada saat penyerangan Pearl Harbor, Tenryuu dan Tatsuta bergabung dalam Divisi Cruiser 18 untuk menyerang Kepulauan Wake. Selain itu, ia juga berpartisipasi dalam Solomon Campaign, New Guinea Campaign, Battle of Savo Island, dan Naval Battles of Guadalcanal. Ia sendiri harus mundur selamanya dari peperangan pada 18 Desember 1942, terkena torpedo 'salah sasaran' dari USS Albacore yang seharusnya menyasar satu kapal transportasi yang dikawalnya. Suzukaze menyelamatkan para kru Tenryuu yang selamat, termasuk Kapten Ueda.


#5. "AGANO"


Dia boleh saja menjadi kakak tertua di jajaran keluarga Agano-class, namun kedua adiknya sering dibuat kerepotan gara-gara sifat super riang dan easy-going nya yang kadang-kadang membuat sebagian dari admiral di sini sedikit mempertanyakan status dan wibawanya sebagai kakak sulung dari generasi Light Cruiser terakhir milik Kekaisaran Jepang. Tetapi mungkin saja salah satu sifat moe-nya ini yang membuat insting dari beberapa admiral partisipan survei ini mengangkat namanya sampai ke peringkat kelima dengan total perolehan 22 suara atau 6,03% dari total suara yang masuk.

Lahir pada 22 Oktober 1941 dan selesai pada sembilan hari setelahnya, Agano ditempatkan sebagai flagship Skuadron Destroyer 10 yang merupakan bagian Armada Ketiga IJN. Misi pertamanya bersama dengan Aircraft Carrier Junyou berpatroli di area Papua Nugini dan Laut Bismarck. Selanjutnya ia terlibat dalam operasi evakuasi tentara dari Guadalcanal dimana operasi tersebut berhasil mengevakuasi 12 ribu tentara. Sekembalinya ke Kure pada Mei 1943, Agano diikutsertakan dalam Aleutian Campaign, namun dibatalkan karena pasukan Amerika sudah terlanjur sampai duluan ke Pulau Attu. Ia sendiri langsung diremodel dengan tambahan senjata AAA, moncong meriam triple, dan Radar Tipe 21.

Setelahnya ia ikut dalam Solomon Campaign sepanjang tahun 1943, dimana ia terlibat dalam beberapa pertempuran besar seperti Battle of Empress Augusta Bay yang menewaskan Sendai dan Hatsukaze, serta luput dari serangan gabungan dua Aircraft Carrier USS Saratoga dan USS Princeton di Rabaul. Namun, nasib mujurnya berakhir pada 16 Februari 1944, dimana ia terluka parah oleh dua torpedo dari kapal selam USS Skate di perairan Truk. Namun ia masih bisa bertahan sehari lamanya sehingga ia bisa memindahkan 523 awak kapalnya ke destroyer Oite sebelum akhirnya tenggelam fajar keesokan harinya.


#6. "JINTSUU" & "NOSHIRO"

Jintsuu
Keduanya sama-sama merupakan anak kedua dari keluarga masing-masing. Di banyak karya official maupun fanmade, keduanya juga digambarkan lebih pantas disebut sebagai sosok leader yang dapat diandalkan di dalam keluarganya masing-masing. Dan lebih unik lagi, Noshiro yang merupakan bagian dari Agano-class merupakan penerus langsung dari Jintsuu yang merupakan bagian dari Sendai-class, dan ini sudah diagendakan oleh IJN sejak lama. Dengan total perolehan 19 suara atau 5.21% dari total suara yang masuk, kedua gadis kapal ini pun bersama-sama menempati urutan keenam untuk sub kategori ini.

Meskipun ia lahir pada 8 Desember 1923 di Kobe, Jintsuu baru menyelesaikan semua proses penyempurnaannya pada 21 Juli 1925. Berbeda dari kakaknya yang aktif berperang semenjak kelahirannya, Jintsuu lebih banyak menghabiskan waktunya berlatih di perairan Jepang pada masa-masa pra-perang pasifik. Pada awal-awal PD2, Jintsuu ikut serta dalam beberapa operasi militer IJN, seperti Battle of the Java Sea di Hindia Belanda dan Doolitle Raid's Pursuit. Setelahnya, ia juga ikut serta dalam Battle of Midway, Solomon Campaign (Battle of Eastern Solomon/Henderson Airfield), dan Battle of Kolombangara dimana ia tewas pada salah satu kisah pertempuran malam yang terkenal dalam sejarah pertempuran laut Jepang.

Sejarah selengkapnya bisa dilihat di sini.

Noshiro
Sementara itu, Noshiro yang lahir pada 19 Juli 1942 di Yokosuka (dan juga baru bisa benar-benar selesai pada 30 Juni 1943) awalnya ditempatkan di Armada Pertama IJN untuk mendapatkan pelatihan di Hashirajima. Tetapi, pada 15 Agustus 1943, Wakil Admiral Takeo Kurita merekrutnya untuk menjadi flagship Skuadron Destroyer 2 yang menjadi bagian dari armada keduanya, dan menjadi pewaris sah Jintsuu yang tewas tepat sebulan yang lalu.

Berbeda dari peran yang sering dijalankan kakaknya, Noshiro lebih sering terlibat dalam beberapa pertempuran frontal di garis terdepan baik pertempuran skala besar sampai dengan pertempuran 'yang nyaris terlupakan' oleh sejarah. Diantaranya adalah Battle of The Gilbert Islands, Battle of Solomon Islands, Guadalcanal Campaign (Battle of Empress Augusta Bay), Operation Galvanic yang dilancarkan Amerika Serikat, Battle of the Philipine Sea, dan Battle of Leyte Gulf  (Battle of the Shibuyan Sea & Battle of Samar).

Beberapa catatan prestasinya adalah sebagai berikut. Pada masa Guadalcanal Campaign, Noshiro pernah menjabat sebagai flagship untuk armada yang terdiri dari enam heavy cruiser (Atago, Takao, Maya, Suzuya, Mogami, dan Chikuma) dan empat destroyer di Rabaul. Pada November 1943, Noshiro berhasil menggagalkan 'kematian' Agano dengan sukses menariknya pulang ke Truk untuk diperbaiki. Sebagai kapal yang bertarung frontal di garis depan ia justru tak mengalami kerusakan apapun di pertempuran skala besar seperti Battle of the Philiphine Sea dan Battle of the Shibuyan Sea. Dan pada Battle of Samar, ia menenggelamkan Aircraft Carrier USS Gambier Bay disamping juga melukai kapal pengawal Carrier USS White Plains; menjadikannya sebagai satu dari dua kasus pertempuran langka yang menenggelamkan kapal induk hanya dengan meriam kapal.

Sayangnya, sehari setelah prestasi langka tersebut, Noshiro menghadapi tiga gelombang serangan pesawat Avenger dari dua kapal induk Amerika lainnya--USS Wasp dan USS Cowpens--dimana 80 pesawat torpedo bomber dikerahkan untuk menyergap Armada Kurita tempat Noshiro bernaung di dalamnya. Noshiro termasuk salah satu yang tidak dapat menghindar terus-terusan dari serangan torpedo dan menjadi 'mati di tempat' dan tak bisa bergerak kemana-mana lagi. Gelombang keempat yang terdiri dari 28 torpedo bomber lainnya menyusul, dan semakin membuat nyawa Noshiro sudah pasti tak terselamatkan. Namun, sampai hembusan nafas terakhirnya, Noshiro masih sempat menembak jatuh enam pesawat tersebut sebelum sang kapten memerintahkan untuk meninggalkan Noshiro dan berpindah ke Destroyer Akishimo dan Hamanami. Secara resmi, 26 November 1944 menjadi hari tewasnya Noshiro di perairan selatan Mindoro.


#7. "KISO"


Chuunibyo. Ya, mungkin itu yang terbesit di pikiran para admiral begitu melihat sosoknya yang penuh dengan kejantanan di balik fisiknya yang adalah seorang gadis kapal. Dengan total perolehan 18 suara atau 4.93% dari total suara yang masuk, Ksatria Laut Utara ini berhasil menempati urutan ketujuh dan sekaligus juga menjadi wakil teratas dari keluarga Kuma-class.

Lahir pada 4 Mei 1921 di Nagasaki, Kiso merupakan anak kelima dan terakhir dari keluarga Kuma-class sekaligus bisa dikatakan sebagai versi 'besar'-nya Tenryuu dengan kecepatan, daya jelajah, jangkauan meriam, dan persenjataan yang lebih hebat dan banyak dari Tenryuu. Kiso sendiri paling unik di antara keempat kakaknya, karena ia satu-satunya yang memiliki hangar pesawat di depan anjungannya, sehingga membuat anjungannya lebih tinggi daripada para kakaknya. Selain itu, ia satu-satunya kapal Kuma-class yang diberi topi anti hujan di kedua cerobong asap depannya, sehingga semakin bertambah unik lah penampilannya di mata kawan dan lawan.

Karir militernya pada masa pra-perang pasifik dimulai pada peristiwa Siberian Intervention, dimana Jepang harus melawan Bolshevik Red Army dan Kiso bertugas untuk mengawal pendaratan tentara Jepang di Rusia. Setelah peristiwa tersebut Kiso ditempatkan di Port Arthur untuk berpatroli di perairan China Timur. Sebulan sebelum penyerangan ke Pearl Harbor, Kiso diberi kamuflase Artic dan mulai aktif di perairan utara dekat kutub Utara. April 1942, perannya dibantu juga oleh kakaknya, Tama. Dan bersama-sama dengan Jintsuu, ia turut serta dalam usaha pengejaran Doolittle Raid yang berakhir dengan sia-sia.

Selama Mei 1942 sampai dengan Maret 1943, Kiso dan juga Tama terlibat dalam Operation AL/MI dimana mereka berdua ditandemkan untuk menjalani Aleutian Campaign ke Pulau Kiska dan Adak. Sesaat sebelum masa tugasnya di laut utara selesai pada bulan Agustus 1943, Kiso mendapatkan remodel terutama di Radar Tipe 21, Searchlight, dan meriam AAA-nya. Sampai akhir masa tugasnya di Laut Utara, Kiso berhasil mengevakuasi 1.189 tentara dari Kiska kembali ke Jepang.

Setelahnya, Kiso tidak banyak terlibat dalam perang skala besar maupun yang penting, hanya beberapa konfrontasi kecil dan berkali-kali mendapatkan perawatan di pangkalan Jepang. Pada saat awal persiapan Battle of Leyte Gulf pada 20 Oktober 1944, Kiso yang masih berada di Jepang membawa misi mengangkut pasokan amunisi dan logistik untuk Armada Kurita dan baru bisa berangkat pada saat Armada Kurita sedang bertempur di Battle of Samar. Pada saat Kiso sudah bisa bergabung dengan sisa armada yang masih hidup, mereka memutuskan untuk pulang ke Jepang. Kiso, Junyou, Tone, dan Divisi Destroyer 30 justru ditempatkan di Manila. Dan Kiso juga menjadi flagship untuk Armada Kelima menggantikan Abukuma yang tewas di Battle of Surigao Strait.

Meskipun ia tidak banyak punya kesempatan membuktikan diri di pertempuran besar, akhir hidupnya masih bisa dikatakan ditutup dengan cukup baik. Pada 13 November 1944, Kiso yang diperintahkan untuk segera lari ke Brunei pada malam harinya karena adanya ancaman kapal induk Amerika di Luzon harus menghadapi lebih dari 350 pesawat torpedo dan dive bomber dari gabungan USS Hornet, USS Monterey, USS Cowpens, USS Essex, USS Ticenderoga, USS Langley, USS Enterprise dan USS San Jacinto hanya sendirian. Merasa bahwa Kiso sudah tak dapat bertahan lagi, Kapten Imamura dan 103 kru yang masih hidup memutuskan untuk meninggalkan kapal. Baru pada Desember 1955, Kiso kembali ditemukan oleh sebuah perusahaan Jepang dan diangkat kembali ke pantai Filipina untuk dibesituakan.


#8. "KUMA"

Tidak jelas apakah Kuma adalah seorang manusia atau seekor 'Kuma'. Walaupun fisiknya adalah seorang gadis namun tindak tanduknya seperti seekor 'Kuma'. Walaupun Kuma mengaku bahwa dia bukan 'Kuma', tapi sifat-sifat 'Kuma' nya membuat banyak rekannya curiga bahwa Kuma jangan-jangan memang seekor 'Kuma'. Namanya juga 'Kuma', pasti membuat kesan lucu dibenak semua orang yang mengenal dan mencintainya sehingga ia bisa menempati urutan kedelapan dengan total perolehan 17 suara atau 4.66% dari total suara yang masuk.

Lahir pada 14 Juli 1919 di Sasebo, Kuma merupakan kakak sulung dari kelima bersaudari Kuma-class sekaligus menjadi kapal pertama yang merupakan versi revisi dari Tenryuu-class yang konsep desainnya dipandang banyak kelemahan. Segera setelah ditugaskan secara resmi pada 31 Agustus 1920, Kuma terlibat dalam peristiwa Siberian Intervention melawan Bolshevik Red Army. Ia berperan mengawal pendaratan tentara Jepang di tanah Rusia. Setelahnya ia ditempatkan di Port Arthur dan banyak berpatroli di perairan Laut China Utara. Hampir semua kapal Kuma-class memiliki pola karir militer yang sama sebelum terjadinya PD2. Perbedaannya, hanya Kuma yang ikut dalam Perang Sino-Japanese II untuk mengawal pendaratan tentara Jepang ke China.

Pada awal masa penyerangan ke Pearl Harbor, Kuma berpartisipasi dalam beberapa operasi berkelanjutan dalam menginvasi Filipina, mulai dari bagian utara sampai dengan selatan. Setelahnya, ia lebih banyak ditugaskan untuk berpatroli di daerah Hindia Belanda dan Papua Nugini saja. Pada awalnya, ia lebih banyak berlayar di perairan Makasar sampai Papua Nugini, namun area patrolinya semakin luas ke arah Singapura, Kepulauan Andaman, dan Port Blair.

Karirnya sendiri berakhir pada saat sedang melakukan pelatihan anti-submarine bersama dengan Uranami, pada 11 Januari 1944, dimana kapal selam HMS Tally-Ho berhasil mendaratkan dua dari tujuh tembakan torpedonya ke badan Kuma dan menyebabkannya tenggelam akibat ledakan bom lautnya sendiri yang sebelumnya terkena api kebakaran karena torpedo tersebut.


#9. "NAKA"


Saya tahu bahwa para admiral sekalian pasti pernah mengalami kejadian-kejadian asin seperti mendapatkannya padahal mengharapkan 'si kapal haram' pada saat LSC, atau 'German's Coffe Girl' pada saat hunting di event kemarin. Namun, jangan keburu marah atau menjalankan operasi 2-4-11 duluan, admiral! Bagaimana pun ia adalah idola kita semua dan gadis kapal yang mengaku dirinya adalah top idol ini baru saja harus mengakui kegagalannya meraih posisi top klasemen ini serta harus puas berada di posisi kesembilan dengan perolehan 16 suara atau 4.38% dari total suara yang masuk.

Lahir pada 30 November 1925, Naka merupakan anak bungsu dari tiga bersaudari Sendai-class dan ditunjuk sebagai flagship Skuadron Destroyer 4 kurang lebih 12 hari sebelum penyerangan ke Pearl Harbor. Pada saat penyerangan tersebut dilakukan, Naka bersama skuadron yang dipimpinnya dikirim ke Filipina selatan untuk mengawal kapal transportasi yang memuat divisi infantri ke-48. Dan pada saat itu, Naka pun juga mengalami kerusakan ringan akibat serangan pesawat bomber dan fighter Amerika. Setelahnya, Naka banyak berpartisipasi dalam beberapa tahap invasi ke Hindia Belanda, diantaranya adalah ke Tarakan, Balikpapan, Makasar, dan Battle of the Java Sea.

Awalnya Naka ditugaskan untuk berpatroli di sekitar Jawa dan Makasar. Namun, ia dipindahkan ke dalam satuan invasi Pulau Natal hanya untuk mendapati dirinya kemudian terluka sangat parah akibat serangan torpedo kapal selam USS Seawolf. Natori pun harus menariknya kembali sampai ke Teluk Bantam di Jawa, lalu Naka pun melanjutkan perjalanan ke Singapura serta didiagnosis harus kembali ke Jepang untuk diperbaiki sampai setahun ke depan. Setelahnya, Naka banyak bertugas di perairan Pulau Truk untuk melakukan transportasi tentara dari Kepulauan Marshall ke Nauru. Pernah sekali Naka dan Isuzu beroperasi bersama ke Shanghai, dan juga ke Tarawa sendirian (yang akhirnya dibatalkan karena terlanjur jatuh ke tangan Sekutu).

Perjalanan Naka yang terakhir adalah pada tanggal 17-18 Februari 1944, saat ia hendak menolong Agano yang terkena torpedo USS Skate sehari sebelumnya. Segera setelah ia berangkat, Pulau Truk jatuh ke tangan Sekutu dan pesawat-pesawat Amerika mengejar serta menewaskannya sampai terbelah dua. Karena kematian Naka inilah, Agano juga kehilangan nyawanya karena Oite sendirian tak mampu menarik Agano untuk bisa diperbaiki secara darurat.


#10. "ABUKUMA"


Blonde hair, cek! Suara cempreng manis penyebab diabetes, cek! Jidat melengkung sempurna dan bersinar, cek! Akrab dan disukai oleh para destroyer, cek! Abukuma, hadir untuk menceriakan hari-harimu! Dengan total perolehan 11 suara atau 3.01% dari total suara yang masuk, gadis yang tak pernah lupa mengingatkanmu untuk belajar ini berhasil menempati urutan terakhir untuk jajaran BIG-10 sub kategori survei ini, bahkan juga mengungguli KTKM-sama yang sering mengusili rambut dan jidatnya yang menggoda itu.

Abukuma adalah anak bungsu dari keenam bersaudari Nagara-class, yang lahir pada 16 Maret 1923 dan baru selesai disempurnakan pada 26 Mei 1925. Keterlambatan penunjukan penugasannya sampai 2 tahun ke depan disebabkan oleh Gempa Bumi Kanto. Lima tahun setelah penyempurnaannya, Abukuma mengalami kecelakaan karena menabrak Kitakami pada saat latihan manuver skala besar. Kitakami hanya rusak ringan, namun haluan depan Abukuma rusak parah sehingga ia harus menjalani perbaikan intensif yang membuat haluan depannya menjadi sedikit berbeda dengan para cruiser sekelasnya. Sebelum PD2 dimulai, Abukuma sudah berpartisipasi dalam Battle of Shanghai. Selama jangka waktu 1933 sampai dengan 1938, kemampuan Abukuma dalam melakukan AAA dan serangan torpedo ditingkatkan dengan pesat.

Abukuma ditunjuk sebagai flagship untuk Skuadron Destroyer 1 dan ikut serta dalam penyerangan ke Pearl Harbor, dimana ia ditugaskan untuk mengawal keenam kapal induk utama IJN (Akagi, Kaga, Souryuu, Hiryuu, Shoukaku, dan Zuikaku), dua battleship (Hiei dan Kirishima), dan dua heavy cruiser (Tone dan Chikuma). Setelahnya, Abukuma juga ikut berpartisipasi dalam invasi ke Rabaul, New Britain, dan New Ireland; penyerangan ke Port Darwin dan Hindia Belanda, Indian Ocean Raid, Aleuitian Campaign (Battle of the Aleuitian Islands & Battle of the Komandorski Islands). Sampai pada Juni 1944, Abukuma berubah menjadi tipe AA-cruiser yang benar-benar berbeda dengan semua kakaknya, dengan total 43 senjata AAA terpasang di tubuhnya.

Selama empat bulan lamanya, Abukuma berada di perairan Jepang sebelum akhirnya diperintahkan segera bergabung dengan armada bantuan untuk Armada Nishimura di Battle of Surigao Strait dan berangkat dari Manila. Ia bergabung dengan sebuah armada yang terdiri dari dua heavy cruiser (Nachi dan Ashigara) dan tujuh destroyer. Namun, sebelum berhasil menyusul Armada Nishimura, posisi mereka sudah diketahui oleh enam kapal selam Amerika yang menyerang mereka lebih dulu dan memberitahukan adanya armada Jepang kedua kepada armada Amerika yang sudah menyergap Armada Nishimura di depan.

Sesampainya di sana, mereka disergap oleh satu skuadron PT Boat dan Abukuma terkena serangan torpedo yang menyebabkannya ketinggalan armadanya. Setelah dilakukannya perbaikan darurat, Abukuma segera menyusul mereka namun segera diperintahkan untuk lari ke Dapitan untuk mendapatkan perbaikan yang lebih baik lagi bersama dengan destroyer Ushio. Namun, pada 26 Oktober 1944, dua grup pesawat pembom Amerika menemukannya dan membombardirnya sehingga menimbulkan ledakan api merembet sampai ruang torpedo "Long Lance"-nya yang menjadi penyebab utama tewasnya Abukuma di sana. Ushio kemudian menyelamatkan kaptennya dan 283 kru yang masih bisa diselamatkan.



*) Urutan setelah BIG-10 ini adalah sebagai berikut:

#11. Kitakami & Tama (masing-masing 10 suara atau 2,74% dari total suara yang masuk)
#12. Ooi (8 suara atau 2,19% dari total suara yang masuk)
#13. Isuzu (7 suara atau 1,92% dari total suara yang masuk)
#14. Tatsuta (6 suara atau 1,64% dari total suara yang masuk)
#15. Katori (5 suara atau 1,37% dari total suara yang masuk)
#16. Sakawa (3 suara atau 0,82% dari total suara yang masuk)  
#17. Natori & Yura (masing-masing 2 suara atau 0,55% dari total suara yang masuk)
#18. Kinu & Nagara (masing-masing 1 suara atau 0,27% dari total suara yang masuk)

 --------------------------------------------------------------------------------------------

Nantikan juga hasil survei yang lainnya ya~!
Stay tuned~! ^_^

No comments:

Post a Comment