Friday 4 December 2015

Hasil Survei Popularitas Kanmusu (Per Fall 2015) - Kategori "Seaplane Tender"

Pertama-tama, ucapan terima kasih layak blogger ucapkan kepada para partisipan survei popularitas kanmusu yang diadakan sejak awal bulan November 2015 sampai dengan pertengahan bulan yang sama pula. Berkat keikutsertaan kalian semua, survei kali ini mendapatkan suara yang cukup banyak dibandingkan dengan survei yang sama pada tahun lalu.

Survei ini pada dasarnya membagi semua kanmusu ke dalam 8 kategori besar: Destroyer, Light Cruiser (termasuk Training Cruiser dan Torpedo Cruiser), Heavy Cruiser (termasuk Aviation Cruiser), Battleship, Aircraft Carrier (baik Light, Standard, maupun Armored Aircraft Carrier dijadikan satu kategori), Submarine, Seaplane Tender, dan Auxilliary Ship.

Masing-masing kategori memiliki dua poin pertanyaan, dimana partisipan survei berhak memilih 2 atau 3 kelas kapal yang paling disukai dan juga berhak memilih (serta harus HANYA) 1 kanmusu dari masing-masing kelas yang dipilih di pertanyaan sebelumnya. Sedangkan, tiga kategori kanmusu terakhir yang disebutkan di atas yang memiliki sedikit kanmusu di dalamnya, hanya memiliki satu poin pertanyaan saja.

Oleh karena itu, jika partisipan tidak sengaja atau tidak memperhatikan atau tidak memahami arahan pertanyaan tersebut dan menjawab dua atau lebih nama kanmusu yang ada di kelas yang sama dalam satu kategori (misalnya, Sendai-class = Sendai, Naka, & Jintsuu), maka yang akan dimasukkan dalam perhitungan voting adalah nama pertama saja (dalam kasus di atas, Sendai saja yang masuk hitungan). Tentu saja, jika hanya menyebutkan satu nama kanmusu saja namun berulang-ulang kali sampai capslock anda jebol, tetap hanya terhitung 1 poin vote saja.

Satu catatan lagi, para kanmusu yang bisa dipilih di survei kali ini tidak memasukkan kapal-kapal baru yang menjadi clearing reward maupun special drop di event Fall 2015. Sehingga, kanmusu-kanmusu rilisan baru seperti Graf Zeppelin, Hagikaze, Arashi, dan Kashima tidak bisa dipilih oleh para partisipan.

Setelah sebelumnya hasil survei untuk kategori Auxiliary Ship telah diumumkan, maka postingan kali ini akan mengumumkan hasil survei untuk kategori Seaplane Tender. Pada kategori ini, satu partisipan berhak memilih hingga 2 nama kanmusu yang tersedia. Tanpa berpanjang kata lagi berikut adalah hasil survei popularitas para kanmusu yang ada di kategori ini.

--------------------------------------------------------------------------------------------

#1. "AKITSUSHIMA"


Di antara keempat kanmusu jenis Seaplane Tender yang ada, sepertinya pesona imut gadis kapal yang hampir selalu menggunakan akhiran '-kamo' di setiap kalimatnya memang sudah sangat jauh menjerat hati para admiral yang pada event Spring 2015 kemarin sudah bersusah payah untuk mendapatkan dirinya. Dengan perolehan 164 vote atau 52,2% dari total suara yang masuk, Akitsushima berhasil menjadi jawara di kategori kanmusu ini.

Berdasarkan catatan sejarah, proses kelahiran Akitsushima ke dunia ini pun mengalami kesulitan di sana-sini sehingga ia terlambat lahir tiga-empat tahun dari seharusnya. Pada awalnya, di tahun 1939, IJN bermaksud mengubah kapal pasokan bahan bakar Kamoi menjadi jenis Seaplane Tender yang khusus untuk benar-benar merawat dan membawa pesawat Kawanishi H6K. Namun, karena konversinya gagal, maka IJN membawa proposal kepada Kementrian Keuangan Kekaisaran Jepang untuk diperbolehkan membangun dua Seaplane Tender yang benar-benar dibuat hanya untuk sebagai spesialis pertempuran menggunakan pesawat jenis Flying Boat seperti Kawanishi H6K.

Namun, Kementrian Keuangan tidak mengabulkannya. Setelah perundingan alot yang berlangsung bertahun-tahun, akhirnya proposal IJN dikabulkan dan lahirlah Akitsushima pada 29 April 1942. Berbeda dari proposal pendahulunya, Akitsushima lebih didesain untuk memperbaiki, merawat dan memasok amunisi untuk para pesawat Kawanishi H8K (para admiral mengenalnya dengan sebutan Taitei-chan), alih-alih ditempatkan sebagai unit tempur di garis depan.

Seharusnya Akitsushima juga mempunyai seorang adik bernama Chihaya, namun pembangunannya terhenti di tengah jalan dan material-materialnya dicopot serta kelak akan sering dipakai untuk memulihkan kondisi Akitsushima jika terluka di pertempuran.

Dua minggu setelah ia lahir, Akitsushima harus langsung terjun ke medan tempur dan dikirim ke Saipan (Kepulauan Mariana Utara, Filipina) dan Rabaul (Papua Nugini). Di Rabaul, ia pun memperlihatkan apa yang dicatat dalam sejarah sebagai "Akitsushima-style Battle Navigation". Dan itu adalah gaya bertempur yang mirip dengan aksi di film [Battleship], meskipun prinsip penggunaannya bukan untuk menyerang melainkan untuk melakukan penghindaran darurat dari kepungan banyak pesawat bomber.

Setelah invasi Amerika Serikat ke Guadalcanal, Akitsushima dipindahkan ke Kepulauan Shortland. Dua minggu setelahnya ia terluka parah akibat bom dari pesawat B-17E Flying Fortress dan harus dirawat selama lima bulan. Setelah pulih ia langsung dikirim ke Kavieng dan hanya sebentar di sana, ia melanjutkan perjalanan ke Jaluit Atoll (Kepulauan Marshall, Pasifik Tengah) pada Februari 1943. Empat bulan kemudian ia diperintahkan untuk segera berlayar ke Paramushir untuk membantu operasi evakuasi Pulau Kiska yang dekat dengan wilayah Rusia. Melihat aktivitasnya, Akitsushima menjadi salah satu kapal IJN yang paling luas cakupan area kerjanya karena melingkupi ujung-ujung di berbagai front pertempuran laut pasifik.


Ia juga ikut terlibat dalam pertempuran di Pulau Truk, dimana ia kembali terluka oleh serangan pesawat bomber Amerika Serikat di Operation Hailstone. Dan ia harus kembali ke Yokosuka untuk mendapat perawatan dan dilimpahi tanggung jawab ganda untuk menggantikan peran Akashi yang terpisah darinya dan gagal ia selamatkan di operasi tersebut. Agustus 1944, peran gandanya pun diresmikan setelah selesai diberikan fasilitas perbaikan kapal peninggalan Akashi.

Selama satu bulan setelahnya, Akitsushima pun segera berpindah-pindah ke empat tempat yang berbeda untuk memenuhi tanggung jawab barunya (Kure, Imari, Kaohsiung dan Manila). Pada tanggal 23 September 1944, ia menemui ajalnya di Teluk Coron oleh pesawat bomber Amerika Serikat pada saat ia sedang membantu Irako (yang juga tewas bersama-sama dengannya). Kini ia beristirahat dengan tenang di wilayah tersebut. Bahkan setelah kematiannya, Akitsushima masih bisa memberikan kita sebuah tempat wisata menyelam tingkat internasional dengan raganya yang telah berubah menjadi rumah bagi para satwa laut di sana.


#2. "MIZUHO"


Pertama kali diperkenalkan sebagai drop reward di event Summer 2015, gadis kapal yang namanya mengingatkan para admiral pada salah satu grup internasional dan raksasa Jepang yang bergerak di bidang industri keuangan (di Indonesia pun ada nama bank nya) berhasil menduduki peringkat kedua di bawah rekannya sendiri. Pesona wanita dewasa dan anggunnya mampu membuatnya meraup 126 vote atau 40,1% dari total suara yang masuk.

Walaupun di game nya sendiri Mizuho dikategorikan sebagai Seaplane Tender, sejarah mencatat bahwa ia lebih dikenal sebagai Seaplane Carrier. Lahir di Kobe pada tahun 1939, Mizuho sekilas memiliki desain yang mirip dengan Chitose. Namun dari segi jumlah pesawat dan Type A Ko Hyoteki yang mampu dibawa, Mizuho jauh lebih kuat daripada Chitose bersaudari. Mizuho hanya kalah dari segi kecepatan dan kelincahan karena mesinnya berupa mesin diesel, sementara keduanya memiliki mesin turbin.


Sepanjang hidupnya, Mizuho lebih banyak berpartisipasi dalam operasi yang bersifat invasi, menjadikannya sebagai salah satu Seaplane Carrier yang paling agresif daripada rekan-rekan sejenisnya. Misi pertamanya adalah invasi ke Palau pada Maret 1942, dimana ia tergabung dalam Legaspi Force (Fourth Surprise Attack Force) di bawah komando Admiral Takahashi. Di sana, pesawatnya dan pesawat Chitose berhasil melukai USS Pope dan kemudian dihabisi oleh kombinasi pesawat bomber dari Light Aircraft Carrier Ryuujou dan tembakan meriam Heavy Cruiser Ashigara dan Myouko.

Namun karirnya di Perang Dunia 2 Front Pasifik hanya berlangsung sebentar, karena dua bulan setelahnya ia tewas setelah terkena serangan torpedo kapal selam USS Drum, 74 kilometer di sebelah Timur Omaezaki (Shizuoka, Jepang).



#3. "CHITOSE"


Statusnya sebagai gadis kapal yang sudah eksis semenjak awal diluncurkannya game Kantai Collection, maupun keunikannya yang bisa diterapkan remodel sebanyak lima kali, sepertinya tidak dapat banyak membantunya bersaing dengan dua pendatang baru yang ada. Si kakak dari Chitose bersaudari ini hanya mampu meraih 96 vote atau 30,6% dari total suara yang masuk.

Chitose lahir pada November 1936 di Kure, dan bertugas untuk membawa pesawat tipe Kawanishi E7K Type 94 "Alf" dan Nakajima E8N Type 95 "Dave". Walaupun ia diperkirakan bisa membawa Type A Ko Hyoteki, namun tidak ada rekaman sejarah yang bisa membuktikannya. Alih-alih adiknya, Chiyoda, sudah terbukti mampu membawa dan meluncurkan torpedo unik tersebut. Sebagai Seaplane Carrier ia juga pernah terlibat dalam beberapa peristiwa penting seperti Battle of Midway, walaupun ia tidak bertempur pada operasi itu. Ia juga berperan penting dalam operasi pendaratan dan invasi ke Hindia Belanda dan Papua Nugini selama Januari-April 1942, membuka lembar sejarah pendudukan Kekaisaran Jepang di wilayah Asia Tenggara.

Setelah terluka parah di pertempuran Solomon, ia dibawa pulang ke Sasebo dan menjalani remodel untuk mengubahnya menjadi kapal pembawa pesawat ringan (Light Aircraft Carrier). Konversi nya memakan waktu hampir setahun, dan Chitose bertugas dengan peran barunya pada awal tahun 1944 di Carrier Division 3.


Chitose tewas pada peristiwa Battle of Leyte Gulf, oleh kombinasi pesawat bomber, meriam kapal penjelajah dan torpedo kapal perusak Sekutu. Berdasarkan rencana operasi tersebut, Armada Ozawa yang menampung Chitose di dalamnya memang dimaksudkan menjadi umpan bagi armada Sekutu. Oleh karena itu, jumlah pesawat yang ada sengaja diminimalisir untuk membuat armada Amerika terpancing pada Chitose dan memburunya serta menjauhi area pantai pendaratan Filipina. Ia benar-benar tewas setelah terkena torpedo dari pesawat milik USS Essex di Tanjung Engano. 903 kru nya ikut tewas tenggelam bersamanya, sementara 601 lainnya berhasil diselamatkan oleh Isuzu dan Shimotsuki.


#4. "CHIYODA"


Hasil yang tak begitu mengejutkan, atau mungkin sudah bisa diduga oleh para admiral? Meskipun ia termasuk salah satu dari beberapa gadis kapal yang memiliki 'tanki BBM' yang besar, Chiyoda hanya mampu meraih 69 vote atau 22% dari total suara yang masuk dan praktis membuatnya berada di posisi juru kunci di kategori ini.

Lahir pada hari yang sama dengan kakaknya, Chiyoda hampir selalu ada dimana pun kakaknya berada. Mulai sejak masa Perang Sino-Japanese Kedua sampai dengan Battle of Midway, mereka berdua selalu bertandem. Ia hanya dua kali tidak beroperasi bersama dengan Chitose. Pertama, pada saat invasi ke Hindia Belanda dan Papua Nugini (1942) karena ia masih harus menjalani latihan bersama di daratan utama. Kedua, pada saat operasi di Kepulauan Kiska dimana Chiyoda harus membantu Akitsushima. Setelah kekalahan di Midway yang menurunkan kekuatan tempur udara Kekaisaran Jepang di front Pasifik, Chitose dan Chiyoda mengalami konversi untuk menjadi kapal pembawa pesawat ringan.

Pada Maret 1944, setelah menjadi kapal pembawa pesawat ringan, Chiyoda dan kakaknya berturut-turut dikirim ke Saipan, Guam, Palau, Balikpapan, dan Davao untuk menghadang pasukan Amerika di Asia Tenggara. Chiyoda juga ikut terlibat dalam mempertahankan Kepulauan Mariana, dan juga dalam Battle of Philiphine Sea. Pertempuran terakhirnya adalah pada peristiwa Battle of Leyte Gulf, tepatnya di Teluk Engano, dimana ia tewas sedikit lebih terlambat daripada rekan-rekan sesama kapal pembawa pesawat dan juga kakaknya.

Di saat semua rekannya di armada inti sudah tewas, termasuk Zuikaku yang menjadi flagship Armada Ozawa, hanya Chiyoda yang masih bisa hidup walaupun sudah tak bisa bergerak. Battleship Hyuuga memutuskan mundur dari pertempuran untuk bisa menyelamatkan Chiyoda dengan cara menariknya, namun terganggu oleh rentetan meriam Cruiser dari Sekutu. Hyuuga pun segera memerintahkan Isuzu untuk segera menyelamatkan para kru Chiyoda, sembari menjadikan dirinya sendiri tameng. Namun, sampai tiga kali percobaan Isuzu tak dapat menyelamatkan satu pun kru Chiyoda karena gangguan dari para bomber di udara, Battleship Amerika di kejauhan, dan dari bawah laut (untuk spesialis AA dan kapal selam sepertinya, ini sangat membuatnya frustasi). Sampai ketika Kapten Jo Eichiro memerintahkan Isuzu untuk meninggalkan Chiyoda sebagai umpan terakhir, barulah Isuzu menurut untuk menyusul semua kapal yang sudah terlebih dulu meninggalkan area pertempuran.


Chiyoda merupakan satu-satunya kapal dari segala bangsa di dunia yang mencatat korban jiwa terbesar sepanjang sejarah pertempuran laut Perang Dunia 2 (atau bahkan sepanjang sejarah pertempuran laut umat manusia?), yaitu sebanyak 1470 jiwa atau semua kru nya tewas bersama dengan Chiyoda sampai titik darah terakhir. Fakta itu pun akan terukir dalam hati semua kru Isuzu, meninggalkan penyesalan yang amat mendalam di benak sang kapten, dan juga menjadi alasan utama kematiannya kelak di perairan Sumbawa setahun kemudian.

 --------------------------------------------------------------------------------------------

Nantikan juga hasil survei yang lainnya ya~!
Stay tuned~! ^_^

No comments:

Post a Comment